Majalah Dinding
Setting : Ruang Kelas
Pelaku : Arjun, Ragil, Nelson, Suryadi, Ibnu
Saat itu pagi hari, Arjun, Ragil, Nelson tengah berpikir membahas
persoalan karikatur yang menyebabkan majalah dinding yang mereka kelola
dibredel Kepala Sekolah. Tiba – tiba Suryadi dan Ibnu masuk dengan terengah –
engah.
Arjun : ’’Engkau dari mana, Gil?’’
Ragil : ”Dari rumah Pak Kepala Sekolah.”
Nelson : ”Dari rumah Pak Kepala Sekolah kita? Engkau dimarahi?”
Suryadi : ”Huuh... Disemprot ludah pagi hari.”
Ibnu : ”Engkau goblok, Son. Masa pagi – pagi kesana.”
Arjun : ”Sebaiknya engkau tidak kesana sebelum berembuk dengan kita.”
Ragil : ”Haah... Individualisme itu coba dikurangi. Kita kan
merupakan tim.”
Nelson : ”Engkau memang selalu begitu setiap kali.”
Suryadi : ”Belum tahu sudah nyemprot.”
Ibnu : ”Pak kepala kerumahmu?”
Arjun : ”Iya. Terus rembukan bagaimana dengan
kalian? Belum bisa bernapas sudah
kena
cekik. Kok suruh rembukan dulu.”
Ragil : ”Ibumu tahu?”
Nelson : ”Untung mereka pergi pagi – pagi.”
Suryadi : ”Terus?”
Ibnu : ”Pokoknya aku didesak, Itu ide siapa?
Sudah dapat izin dari kau apa belum?”
Arjun : ”Jawabanmu?”
Ragil : ”Aku katakan ide itu ide... ?”
Nelson : ”Ide Ragil.”
Suryadi : ”Ide Sutrisno sang pelukis! Dengar?”
Ibnu : ”Tapi kau bilang sudah ada persetujuan
dari pimpinan Redaksi?”
Arjun : ”Tidak, Nu.”
Ragil : ”Kau bilang apa?”
Nelson : ”Aku hanya bilang bahwa tanpa
sepengetahuan Ragil. Aku pasang karikatur itu.
Sepenuhnya tanggung jawab saya, dengar?”
Suryadi : ”Edaan.
Pahlawan ini benar.”
Ibnu :
”Ooo, Hebat kau Sur. Bahagialah Rini yang punya pacar macam kau Sur.”
Suryadi : ”Ah,
Nu. Nanti aku tidak bisa tidur. Kau bilang Rini pacarku.”
Arjun : ”Kenapa kau bilang begitu? Kau
menghinaku, Gil? Aku yang suruh engkau melukis Itu.
Aku penanggung
jawabnya. Akulah yang mesti digantung bukan kau.”
Ragil : ”Lho..lho..sabar..sabar...sabar.”
Nelson : ”Kau mesti ralat pertanyaan itu.”
Suryadi : ”Begini Son, maksudku agar kau....”
Ibnu : ”Tidak. Aku tidak perlu perlindungan,
aku mesti digantung bukan kau.”
Begitulah suasana di kelas
saling merembuk saling mengejek sesama kawan. Ia tak peduli siapa
kawan dan siapa lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama